Selasa, 08 Agustus 2017

Bisnis Usaha Kambing Aqiqah Pekanbaru Riau

Bisnis Usaha Kambing Aqiqah Pekanbaru Riau - Belajar Bisnis untuk pemula bareng Kinantan. Menurut penuturan beliau juga, bahwa kalau idul adha, penjualan bisa meroket hingga 2 kali lipat biasanya. Tahun ini saja laku 127 ekor kambing. Kawan – kawan tentu bisa hitung sendiri, jika keuntungan per kambing Rp. 100.000 saja, maka keuntungan dalam satu bulan sudah di atas 5 juta rupiah. Sayangnya, keuntungan per kambingnya jauh di atas itu. saya yang kadang bantu jualkan kambing beliau saja di kasih 50 - 100 ribu per ekor.

Tidak Ada yang Instan


Dulu, beliau bekerja sebagai marketing kambing aqiqah milik tetangganya. Sayangnya, tidak ada transparansi antara pemilik usaha dengan beliau sebagai karyawan. Masalah gaji, bonus penjualan dan lain lain tidak transparan. Di awal kesepakatan seperti ini, nanti setelah berjalan bisa berubah lagi. Frustasi dengan kondisi kerja yang tidak ada kejelasan seperti itu, beliau mulai merintis usaha sendiri.

Seperti saya tulis dalam ebook 11 kesalahan manajemen usaha untuk pemula, beliau tidak memulai dengan memproduksi kambing (ternak kambing). Beliau mulai dari menjual kembali kambing yang didapat dari peternak kambing yang tersebar di beberapa titik. Dengan jaringan yang didapat saat menjadi marketing dulu ditambah promosi yang konsisten, usahanya mulai tumbuh.

Sebenarnya, penjualan saat ini dibandingkan saat awal awal merintis usaha kambing ini, tidaklah terlalu berbeda. Hanya saja, menurut beliau, uang yang didapat waktu itu selalu saja habis entah kemana. Tidak pernah berhasil di tabung atau disimpan. Selalu habis. Ternyata jago menjual saja tidak cukup untuk memiliki usaha yang besar, kita mesti paham bagaimana mengelola keuangan.

Mertuanya turun tangan. Duduk sebagai bagian keuangan. Setiap ada kambing yang laku, uang menjualan harus langsung disetor ke mertua beliau, nanti mertua beliau yang membagi uangnya, untuk modal lagi, gaji, bonus, dan lain lain. Cerita beliau, mertuanya mengatakan, kalo saya ikut dalam usaha ini, maka kamu harus ikut aturan saya (aturan keuangan beliau).

Dan dengan manajemen keuangan yang bagus, usaha beliau terus berkembang, memiliki karyawan, dan dapat membeli tanah lagi untuk kandang kambing dan tentunya membeli rumah untuk keluarga kecilnya.

Apa saja yang beliau lakukan?


Pertama beliau konsisten melakukan aktivitas marketing salah satunya promosi ke target pasar yang tepat. Beliau banyak pasang iklan di beberapa perumahan atau daerah yang padat penduduk. Dan setiap bulan ada budget khusus untuk ini, menurut kawan saya yang mencetak berbagai keperluan promosi beliau, setidaknya sebulan habis 1-2 juta untuk materi promosi. Sebenarnya yang membuat marketingnya berhasil adalah konsistensi menembak pasar yang tepat dengan materi promosi yang tepat pula. Kadang banyak kita seperti tebar jala dimana mana, energi banyak yang terbuang, tapi hasil tidak berbanding lurus.

Kedua, dalam materi promosi yang beliau buat, selalu beliau ceritakan “proposisi nilai” produk yang ia jual dibandingkan dengan produk lain. Contohnya, gratis potong dan antar, gratis souvenir dan sertifikat aqiqah serta risalah aqiqah. Selain itu memang, pasar yang dibidiknya adalah pasar menengah yang masih sensitif dengan harga, untuk itu beliau pasang harga yang masuk akal untuk pasar yang dibidiknya.

Ketiga, disiplin dengan manajemen keuangan. Uang cash adalah darah dalam bisnis, jika banyak kebocoran di sana-sini uang yang kita hasilkan tidak akan tumbuh. Ini menjadi penyakit pengusaha pemula, selalu gagal kendalikan keuangan karena memang mereka gagap keuangan. Bukan sekedar pencatatan yang rapi, tapi juga penyaluran dana yang dimiliki itu yang penting, berapa untuk modal, berapa untuk pengembangan usaha, berapa untuk gaji kita, karyawan dan lain lain. Satu lagi yang penting, pisahkan uang pribadi dengan uang usaha. Alurnya omzet >> Profit >> Cash >> Free Cash/ income. Jika ada dana yang ingin dinikmati dari hasil usaha, nikmati free cachnya, bukan omzetnya. Sumber : manajemenusaha.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar