Jumat, 06 Oktober 2017

Bisnis Usaha Kaleng Bekas Pekanbaru Riau

Bisnis Usaha Kaleng Bekas Pekanbaru Riau - Menjadi pengusaha memang tidak selalu harus bermodal dana yang besar, salah satunya yang dilakukan pemuda ini. Dengan menyulap kaleng bekas minuman menjadi barang seni. Ia dapat mendulang rupiah, bahkan produknya bisa menembus pasar ekspor.

Di tangan Herdiantoro, kaleng bekas minuman disulap menjadi minatur sepeda motor, kapal laut, bahkan menyerupai orang yang sedangan menari.

Ditemui di sebuah acara di Lapangan Banteng, Jakarta beberapa waktu lalu, ia bercerita awal mula dirinya menggeluti bidang ini.

"Waktu itu, di 2011, lihat teman bikin kerajinan dari kaleng, kok menarik. Kemudian kita berdua nekunin ini lalu kita mulai jual. Dan ternyata banyak yang minat," tutur dia riang.

Kenapa dipilih kaleng bekas minuman?

"Kita berpikir, kaleng bekas minuman itu banyak dan hanya jadi sampah. Padahal dia susah diurai di tanah. Dari situ kami berfikir gimana caranya bahan melimpah ini nggak lagi jadi sampah tapi diolah. Kita menghasilkan duit, buat lingkungan juga bagus," cerita dia.

Pria yang akrab disapa Herdian ini, mengerjakan semua kerajinan tangannya ini di workshop milik rekannya yang terletak di bilangan Kalimalang Jakarta Timur.

Di workshop-nya, ia membuat berbagai jeni kerajinan dari mulai miniatur sepeda motor vespa, pohon natal, kapal pinishi hingga orang yang sedang menari. Peminat dari produknya ternyata cukup banyak. Hebatnya, tak sedikit orang yang berani bayar mahal demi membeli produknya.

Hal ini tak lepas dari kualitas kreatifitasnya yang sangat unik. Ia mampu menghasilkan karya-karya unik yang tak terbayangkan orang bisa dibuat dari kaleng bekas minuman. Urusan pewarnaan, dirinya membiarkan produknya tersebut tetap memiliki warna asli khas si kaleng minuman tersebut. Tujuannya untuk mempertegas kesan daur ulangnya.

"Harga sih tergantung tingkat kesulitan. Yang rumit kita jual dari Rp 100.000 sampai Rp 2 juta. Ada saja yang beli. Seperti waktu natalan kita jual pohon natal setinggi 1 meteran. Butuh 70 kaleng, itu laku Rp 2 juta," tutur dia.

Tak hanya warga lokal, peminat dari produknya ini bahkan telah menembus pasar ekspor.‎ "Sudah ke Eropa dan Asia. Seperti Jerman, Perancis sampai Malaysia. Biasanya penghobi sepeda motor. Tapi nggak jarang juga yang sekedar kolektor seni," ujarnya.

Hal ini dilakoninya berkat kegigihan mempromosikan produk buah karnya lewat jejaring sosial. "Waktu itu ada orang Perancis, karena lihat di internet lalu pas datang ke Indonesia dia menyempatkan dateng ke workshop kita di Kalimalang. Dibawa ke negaranya, ternyata temannya suka. Lalu dia pesan lagi. Dalam sebulan, kita bisa jual Rp 1 juta - 1,5 juta," cerita dia.

Untuk urusan bahan baku sendiri baginya tak sulit ditemukan. Ia biasa membelinya dari para pemulung seharga Rp 12.000/kg atau bahkan dirinya sendiri yang mencari bahan-bahan itu.

"Kadang saya sendiri mulung (mencari sampah kaleng bekas). Nggak malu, kenapa harus malu. Kita kan usaha bener jadi nggak usah malu," Kata dia.

Dari hasil karyanya ini ia mengaku memperoleh penghasilan yang cukup menggembirakan. Dalam sehari, sekitar 5 buah miniatur sepeda motor vespa seharga Rp 50.000 bisa laku terjual. Untuk urusan omzet, ia tak mau berkomentar banyak. "Malu lah kalau dibandingkan dengan pengusaha-pengusaha yang lebih sukses," tuturnya merendah. SUmber : finance.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar