Rabu, 04 Oktober 2017

Bisnis Usaha Topeng Pekanbaru Riau

Bisnis Usaha Topeng Pekanbaru Riau - Seni topeng yang hadir di tengah-tengah masyarakat, bisa dibilang cukup monoton. Karena kurang berkembang dalam mengikuti alur jaman. Dari dulu, bahkan hingga kini, seni topeng yang dihasilkan oleh pengrajinnya, masih seputar tokoh-tokoh ilusi atau pewayangan.

Namun, di tangan Simon, topeng yang sebenarnya memiliki pakemnya sendiri itu, ditabrak hingga menjadi satu bagian dari kesenian kontemporer atau kekinian yang indah, tidak biasa dan memiliki prospek bisnis yang cerah.

Selain sebagai penggerak roda ekonomi, membuat topeng juga menjadi semacam perenungan diri. Karena inilah, pria yang berpenampilan sederhana dan bersahaja itu, begitu mencintai kesenian membuat topeng. Berbekal dua tahun menimpa ilmu kepada seorang seniman gaek asal Yogyakarta Alm. Effendi, membuat Simon memantapkan diri berkecimpung penuh dalam kerajinan topeng karakter sejak tahun 1991 lalu.

Setelah belajar kepada Alm. Effendi, saya lantas mendirikan usaha pembuatan topeng kontemporer, yang saya namakan Retno Dumilah. Untuk bahan baku dari awal hingga sekarang, saya menggunakan bahan utama sampah kertas yang terbuang dan juga tanah liat sebagai cetakannya, ungkap Simon seperti dikutip dari situs wartawirausaha kemarin.

Menurut Simon, yang membedakan topeng karakter dengan topeng-topeng yang lain, adalah topeng karakter buatan Simon selalu di luar pakem. Tak hanya model atau bentuknya saja yang nyleneh dan begitu jujur, namun warnanya pun bisa dibilang cukup berani. Bahkan dalam satu topeng, Simon memberikan warna yang berbeda dan saling bertabrakan.

Berbagai kreasi topeng karakter yang umumnya saya buat meliputi bentuk badut, tokoh wayang, wajah atau sketsa manusia, hingga karakter hewan. Untuk khusus sketsa manusia, saya bisa juga menerima pesanan dari customer, misal diminta dibuatkan topeng yang persis seperti wajahnya atau wajah keluarga-keluarganya. Selain dari masyarakat biasa, beberapa pejabat penting negeri ini, seperti pak Dahlan Iskan, juga pernah berkunjung ke galeri saya dan meminta saya membuatkan topeng yang sesuai karakter dia, kenang Simon, yang memiliki bengkel serta galeri di Kelurahan Kawedanan, Magetan ini.

Proses pembuatan topeng karakter, menurut Simon tidaklah sulit. Siapapun bisa, namun dalam peluang usaha ini kita harus peka dan terus mengasah imajinasi visual agar hasil akhirnya bisa sempurna. Hal pertama yang bisa dilakukan ketika ingin membuat topeng karakter ini, adalah membuat cetakan dari tanah liat.

Jadi, di atas tanah liat itulah sebenarnya kita akan berkreasi, membentuk wajah seseorang atau karakter siapapun. Setelah proses pertama ini selesai, dilanjutkan dengan menempelekan sampah kertas yang terlebih dulu diolah atau dilebur dengan lem. Kertas yang bagus digunakan untuk topeng, biasanya kertas limbah karung semen. Untuk finishingnya, saya menggunakan cat khusus yang tidak mudah luntur atau buram, ujar Simon.

Melihat dari bentuknya, topeng-topeng kreasi Simon ini cukup manis dan unik jika menghiasi dinding di ruang tamu. Meski demikian, topeng-topeng tersebut juga bisa digunakan atau dipakai untuk pementasan sendra tari atau kegiatan seni lainnya. Karena itulah, setiap topeng yang saya buat, saya buatkan pengait di atasnya agar bisa dipasang di ruang tamu. Biasanya saya dapat pesanan untuk membuatkan topeng sekeluarga lengkap, tambahnya.

Untuk harga, bisa dibilang topeng karakter buatan Simon ini cukup terjangkau. Hanya dengan merogoh kocek 20 ribu hingga 125 ribu, maka kita pun bisa membawa pulang topeng karakter pilihan kita. Menurut Simon, untuk harga tergantung penuh dari tingkat kesulitan dan besarnya topeng. Untuk topeng binatang seperti naga atau harimau, harganya bisa lebih tinggi lagi. Dalam sebulan, Simon mengaku omzet dagangannya bisa mencapai sekitar 3 jutaan rupiah. Namun, pada bulan-bulan tertentu yang banyak digelar event, omzet akan meningkat drastis.

Melejit
Biasanya pada bulan Agustus hingga Oktober, dimana banyak digelar event seperti panen raya, serta HUT pemerintah daerah, maka penjualan topeng saya akan ikut meroket. Pada event-event tersebut saya juga sekalian mengiklankan diri kepada masyarakat yang datang untuk datang melihat di bengkel kami. Namun, saat bulan-bulan paceklik datang, terkadang saya nyambi melukis untuk pemasukan tambahan, ungkap Simon.

Saat ini, Simon juga mengelola galeri seni, khususnya Topeng Karakter di luar kota, tepatnya di Magelang. Menurut simon, di sekitar Magetan, apresiasi terhadap seni maupun senimannya dinilai masih sangat kurang. Hal ini terbukti, masih minimnya perhatian pemerintah setempat terhadap seni, khususnya topeng karakter ini. Berbeda dengan Magelang yang memang dekat dengan kota seni budaya, seperti Yogyakarta. Disana apresiasinya sudah sangat bagus.

Untuk pemasaran topeng karakter ini, menurut pengakuan Simon masih menggunakan promosi sederhana, yaitu dari mulut ke mulut, selain melalui event-event khusus. Ke depan saya berharap bisa mengenalkan produk melalui media online, sehingga siapapun dan dimanapun bisa pesan ke saya. Selain itu, harapan saya juga bisa membuka pasar atau kerjasama dengan galeri di Bali, agar pangsa pasar untuk topeng buatan saya lebih luas, tutupnya. Sumber : medanbisnisdaily.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar