Kamis, 28 Desember 2017

bisnis terompet pekanbaru

bisnis terompet pekanbaru riau - Bentuk awal terompet tersebut sejatinya dihasilkan industri rumahan di Cirebon. Setelah semua siap, alat musik tiup itu diangkut ke pekanbaru  untuk dijajakan. Menurut Hengky, pengerjaan ribuan terompet telah dilakukan sejak jauh hari.

“Produksinya di Cirebon, warga di kampung-kampung yang membuat. Kami bikin bisa 500 kantong, satu kantong isinya 12 buah terompet. Lama pengerjaan satu kantong memakan dua hari dan dua malam. Karena itu, mulai produksi minimal tiga bulan sebelumnya, mulai bulan 10,” kata Hengky.

Untuk harga, Hengky telah menetapkan harga pada masing-masing terompetnya. Boleh ditawar, asalkan tidak di bawah harga patokan. Sebuah terompet naga, misalnya, dilepas senilai Rp12.000 atau Rp180.000 untuk selusin.

beberapa hari menjelang Tahun Baru, dia sanggup meraup untung beberapa puluh juta rupiah.

“Modalnya minimal Rp25 juta. Jika cuaca cerah dan ramai pembeli, kami bisa memperoleh Rp50 juta. Tapi, kalau sepi, kami dapat Rp35 juta,” ujar Hengky.

Paling diminati
Beberapa meter dari lapak Hengky, saya bertemu Irman, pedagang terompet lainnya, yang tengah melayani calon pembeli. Irman, yang tahun ini menjajakan terompet untuk pertama kalinya, mengatakan semua kalangan suka dengan terompet dagangannya.

Namun, menurutnya, jenis terompet naga yang paling banyak diminati.
“Mungkin karena di Glodok sini, warganya banyak yang etnis Tionghoa ya,” katanya, menganalisa.

Selama beberapa saat saya berada di antara para pedagang terompet, calon pembeli berdatangan silih berganti. Salah satunya adalah Wati yang tampak terpikat aneka terompet yang dipajang. Dia kemudian memutuskan membeli beberapa terompet.

“Saya beli untuk anak saya di rumah. Sisanya, sebagai contoh untuk dijual lagi,” kata Wati, seraya mengaku sedang memikirkan strategi bisnis untuk menjual kembali terompet-terompet itu di lingkungan rumahnya. Sumber : bbc.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar