Senin, 27 November 2017

Banyak UKM RIAU Tidak Terdata

Banyak UKM RIAU Tidak Terdata - Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Provinsi Riau Asrizal mengatakan saat ini ada 8600 an Usaha Kecil Menengah (UKM) di Provinsi Riau. Namun UKM tersebut tidak terdata dengan baik bergerak dibilang apa saja dan hasil produknya

"Kita akui banyak UKM di Riau itu tapi ya hidup segan mati tak mau, karena belum ada pembinaan yang dilakukan secara berkelanjutan," kata Asrizal,

Meskipun ada yang sudah memiliki hasil karyanya, hanya saja secara by name by produk belum ada, sehingga Dinas masih perlu melakukan pendataan dan menata kembali.
Menurut Asrizal, pihaknya akan melakukan pendataan kepada seluruh UKM yang ada di Riau tersebut. Ini dilakukan untuk konsentrasi pembinaan secara berkelanjutan dan fokus bidang.

"Kami akan mendata secara menyeluruh dengan sistem IT yang sudah dibuat Kominfo. Sehingga dengan mudah nanti diketahui berapa UKM yang bergerak dibidang assesoris, kuliner dan lainnya. Mudah-mudahan tahun ini aplikasinya jadi," sebut Asrizal.

Karena menurut Asrizal, untuk izin UKM ini sendiri ada yang dikeluarkan Kementerian langsung dan ada juga yang dikeluarkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi Riau.

"Nanti diintegrasikan dengan izin di PTSP dan pusat izinnya sehingga kita punya data lengkap, target kita tahun depan sudah selesai dilakukan pendataan semuanya," ucap Asrizal.

Apalagi dengan sudah berdirinya Balai Pengembangan Produk dan Sertifikasi Indonesia dari Kementerian Perindustrian di Riau, maka menurut Asrizal akan lebih memudahkan membina pelaku UKM nantinya.

"Bagaimana cara pengembangan produk yang baik dan bisa memasarkan serta sertifikasi nya akan lebih mudah kedepannya. Makanya perlu dilakukan pendataan," tuturnya.
Asrizal juga memberi contoh untuk pengembangan tanjak yang saat ini harganya masih dianggap mahal oleh para pengunjung yang datang ke Riau. Menurutnya harus ada pengembangan ke depan agar Tanjak ada yang harganya lebih murah dan bisa dijangkau.

"Misalnya kita gunakan tenun sifatnya cetakan dan lebih murah harganya kita ingin tidak lebih dari Rp50 ribu, agar bagi yang datang ke Riau bisa dengan mudah membeli tanjak dengan murah," jelas Asrizal.

Apalagi semakin hari jumlah pengunjung ke Riau semakin banyak yang berwisata, maka harusnya menurut Asrizal peluang tersebut harus ditangkap. Caranya dengan memberikan edukasi kepada para pelaku UKM.

"Tentu ada oleh-oleh dibawa dari Riau. Sekarang harganya Rp125 ribu dan Rp150 ribu. Kalau ada yang harganya di bawah Rp50 ribu, wisatawan bisa tertarik membelinya. Jadi dibuat ada yang mahal, menengah dan di bawah nya," demikian Asrizal.

sumber : potretnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar